Memahami Downtime dan Cara Mengatasinya: Panduan Lengkap
Bayangkan sebuah skenario di mana Anda memiliki sebuah situs web dan tiba-tiba situs tersebut tidak dapat diakses. Setelah ditelusuri, ternyata server tempat situs tersebut di-hosting mengalami gangguan yang menyebabkan downtime. Situasi ini membuat Anda hanya bisa menunggu hingga server kembali normal. Downtime adalah suatu kondisi yang harus diwaspadai oleh setiap pemilik situs web. Oleh karena itu, penting bagi Anda untuk memahami segala sesuatu tentang downtime, mulai dari definisinya, penyebabnya, hingga cara mencegahnya agar kejadian serupa tidak terulang.
Untungnya, artikel ini akan mengupas tuntas berbagai aspek terkait downtime. Mari kita mulai dengan memahami apa itu downtime.
Apa itu Downtime?
Downtime adalah kondisi ketika sistem, dalam hal ini server hosting, tidak dapat beroperasi. Akibatnya, semua situs web yang berada di server tersebut tidak bisa diakses oleh pengguna. Terdapat dua jenis downtime yang harus dipahami: planned downtime dan unplanned downtime.
- Planned Downtime (Downtime Terencana)
Planned downtime biasanya terjadi karena penyedia server hosting sedang melakukan perawatan dan perbaikan untuk meningkatkan kualitas server. Selama proses ini, semua aktivitas server dihentikan sementara untuk memastikan maintenance tidak terhambat. Untungnya, planned downtime umumnya tidak berlangsung lama dan dilakukan di luar jam sibuk. - Unplanned Downtime (Downtime Tak Terencana)
Unplanned downtime terjadi karena masalah atau gangguan yang tidak terduga. Hal ini bisa merugikan banyak pihak: pengunjung tidak dapat mengakses situs web, pemilik situs kehilangan trafik, dan penyedia server hosting dianggap tidak berkualitas.Sebaliknya, uptime adalah kondisi di mana server dapat beroperasi dengan lancar sehingga semua situs web yang di-hosting dapat diakses tanpa masalah. Meski semua orang mengharapkan uptime 100%, kenyataannya hal ini hampir mustahil dicapai. Penyebab dari downtime perlu dipahami lebih lanjut agar dapat dicegah.
Penyebab Downtime
Ada beberapa faktor yang menyebabkan downtime, antara lain:
- Kualitas Server Hosting yang Buruk
Server hosting yang digunakan harus memiliki kualitas yang baik agar dapat bekerja nonstop. Jika kualitas server buruk, hal tersebut dapat memicu terjadinya downtime. - Serangan terhadap Server
Serangan cyber seperti malware, brute force, dan DDoS seringkali mengincar server. Jika tidak ditangani dengan baik, serangan ini dapat menyebabkan server mengalami downtime. - Gangguan Listrik
Server hosting ditempatkan di data center yang membutuhkan pasokan listrik. Jika terjadi gangguan listrik di data center, otomatis server akan offline dan menyebabkan downtime.Selain faktor-faktor di atas, masih banyak penyebab lain yang bisa membuat server website down. Untuk lebih lengkapnya, Anda bisa membaca artikel kami tentang penyebab website down.
Cara Menghitung Downtime
Setelah memahami apa itu downtime dan penyebabnya, mungkin Anda penasaran tentang cara menghitung downtime rate. Berikut adalah langkah-langkah sederhana untuk menghitungnya:
- Kualitas Server Hosting yang Buruk
- Menghitung Persentase Downtime
Rumusnya adalah: Persentase downtime = (Periode downtime dalam jam / Total jam dalam setahun) x 100%.Contoh: Jika dalam setahun terjadi downtime selama 24 jam, maka persentase downtime adalah:
[
\text{24 / 8760 x 100% = 0.27%}
] - Menghitung Periode Downtime
Jika persentase downtime sudah diketahui, periode downtime dapat dihitung dengan rumus:
[
\text{Periode downtime = (Persentase downtime / 100%) x Total jam dalam setahun}
]Contoh: Jika persentase downtime dalam setahun adalah 0.1%, maka periode downtime adalah:
[
\text{0.1% / 100% x 8760 = 8.76 jam}
]
atau sekitar 8 jam 45 menit. - Menghitung dari Persentase Uptime
Jika yang diketahui adalah persentase uptime, Anda dapat menghitung downtime rate dengan cara:
[
\text{Downtime rate = 100% – Persentase uptime}
]Contoh: Jika persentase uptime adalah 99.95%, maka downtime rate adalah:
[
\text{100% – 99.95% = 0.05%}
]
Setelah dihitung, periode downtime adalah 4.38 jam atau setara 4 jam 22 menit.Tips Mencegah Downtime
Meskipun downtime dapat menakutkan bagi pemilik situs web, ada beberapa cara untuk meminimalisasi risiko ini:
Menggunakan Arsitektur Server Andal
Untuk mencegah downtime, penting untuk memilih server hosting yang andal. Server yang baik harus terdiri dari komponen hardware yang canggih dan mampu menahan serangan berbahaya. Misalnya, server yang menggunakan Processor 2.40 GHz 40 Core Intel Xeon, RAM 256 GB DDR4 Memory, serta SSD Raid-10 Disk System dapat memberikan performa server yang bebas downtime.
Memakai Data Center Terbaik
Selain memilih server yang andal, lokasi data center juga harus diperhatikan. Data center tier 4, seperti yang digunakan oleh penyedia terkemuka, menawarkan beberapa keunggulan seperti lokasi yang aman, fasilitas yang dijaga ketat, serta pasokan listrik dan internet yang stabil.
Memilih Layanan Hosting yang Tepat
Setelah memilih arsitektur server dan data center terbaik, Anda perlu memilih jenis layanan hosting yang tepat. Cloud Hosting adalah solusi yang dapat membantu mengurangi risiko downtime. Dengan Cloud Hosting, situs web Anda ditempatkan di banyak server sekaligus, sehingga jika salah satu server mengalami masalah, server lain dapat mengambil alih.
Memilih Hosting Terbaik untuk Menghindari Downtime
Menghadapi downtime adalah masalah yang merepotkan, namun dengan pemahaman yang tepat, Anda dapat mengambil langkah-langkah untuk menghindarinya. Dengan berlangganan layanan Cloud Hosting yang memiliki fitur-fitur canggih seperti Lightweight Virtual Environment, Throttle Usage, dan Proactive Defense, Anda dapat memastikan server dan situs web Anda selalu dalam kondisi optimal. Layanan seperti ini juga menawarkan jaminan uptime 99.995% untuk memastikan kinerja server dan situs web Anda selalu prima.
Dengan memahami downtime dan menerapkan langkah-langkah pencegahan yang tepat, Anda dapat menjaga situs web Anda tetap online dan berfungsi dengan baik, meminimalkan kerugian yang mungkin timbul akibat downtime.