Tutorial Laravel untuk Pemula (Instalasi Manual)

Tutorial Laravel Lengkap: Panduan untuk Pemula

Apakah Anda sedang mencari tutorial Laravel yang lengkap dan mudah dipahami? Selamat, Anda berada di tempat yang tepat! Di sini, kami akan memberikan panduan Laravel bagi pemula yang pastinya tidak membuat Anda semakin bingung atau pusing.

Laravel dengan jelas menyatakan diri sebagai "The PHP Framework for Web Artisans." Artinya, Laravel dirancang untuk para seniman website yang ingin mengembangkan aplikasi dengan cara yang elegan. Hingga saat ini, Laravel telah digunakan untuk membangun lebih dari 1 juta website. Bahkan, perusahaan komedi terkenal seperti 9GAG juga menggunakan framework ini.

Jika Anda tertarik untuk belajar lebih lanjut tentang Laravel, mari kita mulai dengan tutorial Laravel lengkap ini!

Apa Itu Laravel?

Laravel adalah framework atau platform yang berfungsi untuk mengembangkan aplikasi web menggunakan bahasa pemrograman PHP. Aplikasi web adalah aplikasi yang dapat diakses melalui web browser saat tersambung dengan internet, sehingga pengguna tidak perlu menginstal aplikasinya pada ponsel. Contohnya seperti aplikasi yang dimiliki oleh Bibit.

Taylor Otwell, pencipta Laravel, memilih nama ini karena memiliki bunyi yang mirip dengan "Cair Paravel," sebuah istana dalam novel Narnia. Seperti istana yang megah dan kehidupan mewah, Laravel juga dirancang untuk menjadi "istana coding" yang developer butuhkan. Di sini tersedia berbagai jenis PHP Library dan fitur yang sangat kaya, sehingga memudahkan Anda dalam mengembangkan web dan membuat aplikasi web dengan cepat.

Mengapa Memilih Laravel?

  1. Arsitektur MVC (Model-View-Controller): Laravel menggunakan arsitektur MVC yang memungkinkan pemisahan logika aplikasi dari antarmuka pengguna, sehingga memudahkan dalam pengelolaan kode.
  2. Blade Templating Engine: Laravel dilengkapi dengan Blade, sebuah templating engine yang memudahkan dalam penulisan kode front-end.
  3. Eloquent ORM: Laravel menyediakan Eloquent ORM yang kuat untuk pengelolaan database, memungkinkan Anda untuk bekerja dengan database menggunakan model object-oriented.
  4. Artisan CLI: Laravel memiliki command line interface yang disebut Artisan, yang memudahkan dalam mengelola dan menjalankan berbagai tugas rutin seperti migrasi database, pembuatan model, dan lain-lain.
  5. Keamanan: Laravel menyediakan berbagai fitur keamanan seperti perlindungan CSRF (Cross-Site Request Forgery), enkripsi, dan hashing, sehingga aplikasi Anda lebih aman.

    Perbedaan Laravel vs CodeIgniter

    Saat membicarakan framework PHP, Laravel bukanlah satu-satunya pilihan. Ada lebih dari 40 framework PHP yang tersedia, namun Laravel dan CodeIgniter adalah dua di antara yang paling populer.

    Keunggulan Laravel

    Laravel cocok jika Anda ingin membangun aplikasi web yang canggih dengan fitur modern. Laravel menawarkan banyak fitur bawaan seperti routing, session, caching, dan lain-lain yang memudahkan dalam pengembangan aplikasi. Selain itu, Laravel juga memiliki komunitas yang besar dan dokumentasi yang lengkap, sehingga Anda tidak akan kesulitan mencari bantuan jika mengalami masalah.

    Keunggulan CodeIgniter

    CodeIgniter lebih cocok untuk membuat aplikasi web sederhana yang tidak memerlukan banyak fitur canggih. CodeIgniter terkenal karena kecepatannya dan footprint yang kecil, sehingga lebih ringan dan cepat dibandingkan dengan Laravel. Namun, CodeIgniter memiliki keterbatasan dalam hal fitur bawaan dan ekosistem dibandingkan dengan Laravel.

    Jadi, jika Anda ingin membuat aplikasi web yang elegan dan kompleks, sebaiknya belajar Laravel. Namun, jika aplikasi web Anda cukup sederhana, CodeIgniter bisa menjadi solusi yang lebih baik.

    Persiapan Laravel Tutorial

    Untuk memudahkan belajar Laravel tutorial, ada beberapa hal yang perlu Anda persiapkan:

    Apa yang Perlu Anda Pahami Sebelum Belajar Laravel?

    Sebelum belajar Laravel, ada beberapa pengetahuan dasar yang perlu Anda miliki:

    Penggunaan HTML / CSS

    HTML dan CSS adalah dasar untuk membuat tampilan dan struktur alias front-end website. HTML dan CSS membentuk kulit dan tulang website, sedangkan untuk membangun logikanya, Anda bisa menggunakan PHP.

    Dasar Penggunaan PHP

    Pemahaman akan PHP sangat penting untuk belajar Laravel. PHP adalah bahasa pemrograman yang digunakan Laravel. PHP adalah bahasa pemrograman server-side yang digunakan untuk membangun back-end alias pemrograman pada sisi server. Biasanya, PHP disisipkan ke dalam dokumen HTML dan dipadukan dengan bahasa pemrograman lain seperti CSS.

    Dasar Framework MVC

    Laravel menggunakan konsep MVC (Model-View-Controller). MVC adalah konsep yang memisahkan aplikasi web menjadi tiga bagian:

  6. Model: Representasi dari database, table, ikon, dan file lainnya. Fungsinya untuk mengelola data, logika, dan pengaturan aplikasi.
  7. View: Bertugas menyajikan tampilan yang bisa dipahami manusia sesuai perintah controller.
  8. Controller: Menghubungkan model dengan view. Controller menerima input dari view, mengolah komputasi dan data, kemudian memberikan respons untuk ditampilkan oleh view.

    Dengan pemisahan antara tampilan (front-end) dengan controller (back-end), Anda akan lebih memahami bagaimana Laravel memproses setiap file dan resource yang digunakan.

    Menyiapkan Kebutuhan Server

    Sebelum memasang Laravel, Anda harus menyiapkan kebutuhan server. Proses instalasi Laravel akan dilakukan pada web server. Web server adalah sistem komputer untuk menyimpan data dan file penunjang website agar dapat ditampilkan pada web browser. Server ini akan Anda gunakan untuk men-deploy atau mengimplementasikan program.

    Supaya lancar saat melakukan Laravel tutorial, pastikan server Anda memenuhi persyaratan berikut:

    • Web server
    • PHP >= 7.3
    • Ekstensi PHP:
    • BCMath PHP Extension
    • Ctype PHP Extension
    • Fileinfo PHP Extension
    • JSON PHP Extension
    • Mbstring PHP Extension
    • OpenSSL PHP Extension
    • PDO PHP Extension
    • Tokenizer PHP Extension
    • XML PHP Extension
    • MySQL (atau sumber database lainnya)
    • Composer
    • IDE seperti VS Code atau Atom (opsional)

      Untuk mendapatkan server yang memenuhi kebutuhan di atas, Anda bisa menggunakan server hosting. Bagi Anda yang menggunakan layanan hosting sobatcloud.com, tidak perlu pusing, sebab hosting sobatcloud.com sudah sepenuhnya mendukung penggunaan Laravel.

      Menginstal Composer

      Laravel menggunakan Composer untuk mengelola libraries yang dipakai Laravel dalam suatu proyek. Composer adalah dependency atau library manager untuk PHP. Dengan Composer, pekerjaan Anda akan jauh lebih efisien karena Composer mampu menyederhanakan pekerjaan sehingga Anda tidak perlu memberi perintah berulang kali. Selain itu, pemrograman PHP Anda juga jadi lebih rapi.

      Jadi sebelum menginstal Laravel, pastikan Anda sudah menginstal Composer.

      Cara Install Laravel

      Setelah Composer selesai terinstal, tahap berikutnya adalah memasang Laravel. Ada berbagai cara untuk melakukannya. Di antara tiga cara berikut, silakan pilih yang paling sesuai dengan kebutuhan Anda:

      Cara Install Laravel di Windows

      Apakah Anda menggunakan Windows sebagai sistem operasi? Jika iya, Anda membutuhkan empat langkah saja untuk menginstal Laravel:

  9. Masuk Command Prompt
  10. Masuk ke folder XAMPP
  11. Mulai proses instalasi Laravel
  12. Cek instalasi Laravel di web browser

    Untuk mengetahui penjelasan detail cara install Laravel di Windows, Anda bisa mencari panduan tambahan yang lebih spesifik.

    Cara Install Laravel di Ubuntu

    Jika Anda menggunakan Ubuntu, ikuti langkah-langkah berikut:

  13. Update repository pada Ubuntu
  14. Instal Apache
  15. Instal MySQL
  16. Instal PHP
  17. Instal Laravel
  18. Konfigurasi Apache
  19. Aktifkan modul Laravel
  20. Restart Apache
  21. Cek Laravel

    Cara Install Laravel di cPanel Hosting

    Cara install Laravel berikutnya adalah melalui cPanel Hosting. Setidaknya ada 5 tahap yang perlu dilalui:

  22. Login cPanel Hosting
  23. Akses fitur Softaculous Apps Installer
  24. Menjalankan script instalasi Laravel
  25. Pengaturan di Software Setup
  26. Laravel berhasil di-install

    Untuk menyelesaikan langkah-langkah di atas, prosesnya hanya dalam hitungan menit saja.

    Struktur Folder Laravel

    Selesai menginstal Laravel, Anda akan menemukan berbagai folder dan file yang namanya mungkin asing. Untuk menghapus rasa bingung, berikut penjelasan struktur folder Laravel ini:

    App

    Folder ini berisi kode inti yang terdiri dari lima folder:

  27. Console: Berisi semua perintah Artisan yang dibuat dengan make:command.
  28. Exception: Berisi semua handler pengecualian dan class yang disesuaikan untuk menangani pengecualian yang diberikan aplikasi.
  29. Http: Berisi fungsi controllers, middleware, dan requests.
  30. Models: Menyimpan file Model. Ini adalah direktori baru yang ditambahkan sejak Laravel 8.
  31. Providers: Berisi semua penyedia layanan (service provider) untuk aplikasi. Service provider merupakan tempat utama untuk bootstrap Laravel atau mengkonfigurasi aplikasi.

    Bootstrap

    Folder ini berisi semua framework bootstrap dan file konfigurasi. Folder ini juga memuat direktori Cache yang berisi file cache yang dihasilkan oleh framework.

    Config

    Folder ini berisi semua file konfigurasi aplikasi.

    Database

    Folder ini berisi semua database migrasi dan seeds.

    Public

    Folder ini berisi semua assets seperti gambar, file javascript, dan CSS.

    Resources

    Folder ini berisi assets mentah seperti file LESS & Sass, pengaturan waktu, dan bahasa.

    Routes

    Folder ini berisi semua rute yang didefinisikan pada aplikasi.

    Storage

    Folder ini berisi penyimpanan App, seperti unggahan file, cache, dan log.

    Test

    Folder ini berisi semua file percobaan.

    Vendor

    Folder ini berisi semua file dependency.

    Melakukan Konfigurasi

    Setelah memahami struktur folder dan fitur Laravel, langkah berikutnya adalah melakukan konfigurasi dasar agar framework lebih siap pakai:

    Amankan Data Menggunakan Application Key

    Konfigurasi pertama adalah mengamankan data dengan mengubah application key (kunci aplikasi) ke string acak. Caranya, Anda bisa mengeksekusi perintah php artisan key:generate. Akan ada file .env pada direktori root yang berisi string dengan panjang 32 karakter. Jika tidak ada, Anda bisa menyalin file .env.example menjadi file .env.

    Konfigurasi Environment

    File .env atau .env.example berperan mengatur konfigurasi environment. Environment perlu diatur karena setiap developer memerlukan konfigurasi yang berbeda sesuai dengan kebutuhan aplikasi. Misalnya seperti penentuan database, email server, dan lain-lain.

    Pengaturan untuk Direktori Public

    Pada kasus tertentu, web server tidak bisa langsung memanggil file index.php yang berada pada folder public Laravel. Anda perlu mengarahkan web server untuk memanggil dokumen atau web root ke folder public. Jika Anda menjalankan Laravel pada web server lokal, ubahlah hak akses pada folder storage dan bootstrap/cache menjadi 777 dengan chmod.

    Pengaturan Cache

    Untuk memastikan aplikasi berjalan dengan cepat, aturlah cache pada Laravel dengan menggunakan perintah config:cache pada saat proses produksi.

    Konfigurasi Lain

    Anda bisa mengatur konfigurasi lain seperti pengaturan timezone & locale pada config/app.php yang bisa disesuaikan dengan kebutuhan aplikasi. Semua konfigurasi file ada di folder config.

    Mengenal Mode Pemeliharaan pada Laravel

    Pada saat melakukan perbaikan aplikasi, aktifkan maintenance mode untuk menghindari notifikasi error dari pengunjung. Untuk mengaktifkan mode pemeliharaan, gunakan perintah:

    shell<br /> $ php artisan down<br />

    Setelah selesai, matikan mode pemeliharaan dengan perintah:

    shell<br /> $ php artisan up<br />

    Cara Upload Laravel ke Hosting

    Untuk mengupload Laravel ke hosting, pastikan hosting sudah mendukung Laravel, akses ke cPanel hosting, dan file Laravel sudah siap. Langkah-langkahnya adalah:

  32. Arahkan rute ke folder Laravel
  33. Compress seluruh file Laravel
  34. Akses halaman cPanel hosting
  35. Klik fitur ‘File Manager’
  36. Upload file Laravel
  37. Tes hasil upload file Laravel

    Penutup

    Anda telah menyelesaikan tutorial Laravel lengkap untuk pemula. Laravel merupakan framework PHP yang andal dan elegan. Dengan pemahaman dasar akan HTML, CSS, PHP, MVC, dan lain-lain, Anda dapat menggunakan Laravel untuk membuat berbagai jenis website. Laravel mampu menjadikan sistem Anda lebih canggih dan aman, serta menawarkan kesederhanaan dalam penulisan kode. Semoga tutorial ini memudahkan Anda dalam belajar Laravel. Jangan lupa untuk menekan tombol Subscribe agar mendapatkan update info lainnya. Sampai jumpa di artikel berikutnya!

    Baca Juga: Laravel Populer

BACA JUGA :  Cara Mengatasi Err_Connection_Reset & Penyebabnya

Leave a Comment