Apa Itu Debugging?
Debugging merupakan proses vital dalam pengembangan perangkat lunak yang bertujuan untuk mengidentifikasi dan menghapus bug atau kesalahan dalam kode program. Sebuah program komputer, baik itu aplikasi atau perangkat lunak, terdiri dari ribuan baris kode yang kompleks dan rumit. Karena itu, satu kesalahan kecil dalam kode dapat menyebabkan malfungsi atau bahkan kegagalan total dari program tersebut.
Bug adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan kesalahan atau kekeliruan dalam sebuah program. Bug bisa menyebabkan berbagai masalah, mulai dari kegagalan login, tidak berfungsinya fitur tertentu, hingga risiko keamanan yang serius seperti serangan malware. Oleh karena itu, debugging menjadi bagian integral dari proses pengembangan perangkat lunak.
Proses debugging biasanya dilakukan oleh programmer atau full stack developer, tetapi dalam beberapa organisasi besar, ada peran khusus yang disebut debugger yang bertanggung jawab untuk tugas ini. Debugging dilakukan secara rutin, baik sebelum perilisan aplikasi maupun sesudahnya, untuk memastikan bahwa program berjalan lancar dan bebas dari kesalahan.
Dalam konteks ini, debugging tidak hanya penting untuk memastikan program berjalan sebagaimana mestinya, tetapi juga untuk mencegah penyusup dari memanfaatkan celah keamanan yang ada. Proses debugging yang efektif dapat mendeteksi dan memperbaiki bug sejak dini, sehingga menghindari potensi masalah yang lebih besar di kemudian hari.
Mengapa Debugging Perlu Dilakukan?
Debugging merupakan salah satu proses yang wajib dilakukan saat membangun sebuah aplikasi atau perangkat lunak. Selain untuk mengatasi bug, proses debugging memiliki beberapa manfaat penting lainnya, antara lain:
- Deteksi Dini Error: Dengan melakukan debugging, error dapat terdeteksi lebih awal sebelum menyebabkan masalah yang lebih besar.
- Perbaikan Sedini Mungkin: Proses perbaikan dapat dilakukan dengan segera setelah bug terdeteksi, sehingga mengurangi waktu downtime.
- Menghindari Kesalahan Desain: Debugging membantu dalam mengidentifikasi dan memperbaiki kesalahan desain program lebih lanjut.
- Informasi Struktur Data: Proses debugging memberikan informasi tentang struktur data yang digunakan dalam program, yang dapat membantu dalam mengoptimalkan kinerja program.
- Mengurangi Informasi Tidak Berguna: Debugging membantu developer untuk fokus pada informasi yang relevan dan mengurangi informasi yang tidak berguna.
- Mengurangi Risiko Keamanan: Dengan mengatasi bug, risiko hacker yang menyusup melalui celah bug atau error dapat diminimalisir.
- Efisiensi dalam Coding: Developer dapat menghindari proses testing yang rumit sehingga menghemat waktu dan energi saat coding.
Cara Kerja Debugging
Proses debugging biasanya dilakukan oleh para debugger, tetapi keahlian ini juga harus dimiliki oleh programmer ataupun full stack developer. Berikut adalah langkah-langkah dasar dalam proses debugging:
1. Mereproduksi Bug
Proses debugging pertama adalah mendokumentasikan semua isu bug yang ada dengan benar. Ada beberapa tujuan mengapa tahap ini sangat penting:
- Menentukan Skala Prioritas: Dengan mendokumentasikan bug, skala prioritas penyelesaian bug dapat ditentukan.
- Bug Dapat Diselesaikan dengan Tim yang Tepat: Dokumentasi bug membantu dalam mengalokasikan tim yang tepat untuk menyelesaikan bug tersebut.
- Memetakan Bug: Memetakan mana bug yang belum diselesaikan, siap di uji coba, dan lulus quality control.
- Uji Coba di Berbagai Perangkat: Uji coba di berbagai perangkat dan browser untuk melihat apakah ada bug lainnya.
Setelah mereproduksi bug, Anda dapat menunjuk tim-tim terkait untuk melakukan tahap berikutnya.
2. Mengidentifikasi Error
Proses debugging tidak dapat dilakukan tanpa proses identifikasi error. Anda bisa mulai mengumpulkan laporan kesalahan pada program dan kemungkinan penyebabnya. Contoh, ketika perintah pada perangkat lunak gagal dieksekusi, kemungkinan ada syntax bug pada skrip software tersebut. Daftar error ini biasanya didapatkan saat melakukan uji coba program, baik pengujian internal atau oleh klien.
Pada tahap ini, pastikan Anda benar-benar mengidentifikasi program secara menyeluruh. Dengan begitu, proses debugging bisa lebih efisien karena tidak ada lagi bug yang tersisa.
3. Menemukan Lokasi Bug
Mengetahui adanya error adalah langkah awal, tetapi menemukan letak error di kode tersebut adalah langkah yang lebih penting. Misalnya, di baris kode mana ada kesalahan yang menyebabkan sistem tidak dapat berjalan. Kendala pada perangkat lunak bisa terjadi di bagian navigasi, tombol perintah, dan berbagai menu lainnya. Itu mengapa identifikasi bug di awal pengembangan perangkat lunak penting dilaksanakan.
4. Menganalisis Error
Setelah mengetahui ada bug dan lokasinya pada program, lanjutkan dengan analisis error agar dapat melakukan perbaikan yang tepat. Teknik bottom-up atau analisis dari kode paling kecil di lokasi error hingga ke kesatuan kode disekitarnya bisa sangat membantu. Teknik ini akan membantu Anda mengetahui bug-bug lain yang terkait dan meminimalisir risiko error tambahan pada saat perbaikan.
5. Membuktikan Analisis Error
Sebelum memperbaiki bug, Anda perlu membuktikan bahwa tidak ada error lain yang bisa saja muncul ketika melakukan perbaikan bug. Salah satu caranya adalah dengan menulis tes otomatis pada lokasi bug dengan bantuan framework test. Setelah uji skrip tidak ditemukan error lain muncul, Anda bisa lanjut ke tahap berikutnya.
6. Lakukan Debugging pada Semua Error
Bug yang Anda temukan bisa saja lebih dari satu. Semua bug tersebut harus mampu diatasi dengan tuntas. Anda dapat mengumpulkan semua unit test kode yang ingin diperbaiki. Kemudian, jalankan pengujian pada setiap kode yang ingin diubah. Ingat, semuanya harus mampu berjalan dengan baik di perangkat lunak atau program tersebut.
7. Memperbaiki dan Validasi Skrip
Setelah menyiapkan kode perbaikan untuk debugging, masukkan semua kode yang sudah Anda perbaiki dan yang sudah lolos uji coba ke dalam framework. Selalu lakukan pengecekan berulang untuk memastikan semua skrip sudah sesuai dan program berjalan sesuai yang diharapkan. Jika ada bug lagi, jangan ragu untuk mengulang proses debugging dari awal.
Tips Debugging untuk Pemula
Berikut adalah beberapa tips debugging yang akan memudahkan proses debug yang rumit dan melelahkan:
1. Mengaktifkan WP_DEBUG
WP_DEBUG adalah fitur mode debugging pada WordPress yang bekerja dengan cara memaksa WordPress untuk menampilkan pesan error dan memberikan peringatan atas bug yang dialami. Anda dapat menemukannya di file
wp-config.php
. Ubah nilainya yang semula ‘false’ menjadi ‘true’. Setelah menemukan bug dan memperbaikinya, segera ubah value ‘true’ kembali menjadi ‘false’ untuk alasan keamanan.2. Mengaktifkan WPDB Error Reporting
Tips ini bisa membantu Anda mengidentifikasi adanya error pada database website. Anda dapat mengaktifkan WPDB error reporting untuk menampilkan error SQL di query WordPress. Caranya adalah dengan mengubah value pada variabel
$show_errors
menjaditrue
dalam filepublic_html/wp-includes/wp-db.php
.3. Cek Error Log
Ketika terjadi Internal Server Error saat browsing, kemungkinan ada HTTP Error 500. Anda dapat mengecek error log yang biasanya terdapat dalam file
error_log
di dalam folderpublic_html
.4. Gunakan Website Staging
Debugging tidak disarankan dilakukan pada website yang live. Website staging, yang merupakan kloningan dari website asli, dapat digunakan untuk melakukan segala macam uji coba perubahan sebelum dirilis di website asli.
5. Mengaktifkan SCRIPT_DEBUG
Anda dapat mengaktifkan SCRIPT_DEBUG ketika terdapat baris kode error di dalam skrip yang Anda jalankan. Caranya adalah dengan memasukkan define
‘SCRIPT_DEBUG’, true
pada filewp-config.php
.6. Deteksi Error pada PHP
Untuk mendeteksi error pada PHP, Anda dapat memantau informasi pada file
phpinfo
. Debugging dapat dilakukan dengan konfigurasi filephp.ini
untuk mengaktifkan pelaporan error atau menggunakan PHP Code Checker untuk mengecek keseluruhan baris kode.7. Manfaatkan Debugging Tools
Untuk meringankan pekerjaan saat debugging, Anda bisa menggunakan debugging tools seperti GDB Tools, DDD Tools, Eclipse, Query Monitor, dan New Relic.
8. Cek Syntax
Salah satu bug yang sering terjadi adalah kesalahan pengetikan pada syntax. Langkah cek syntax perlu dilakukan di awal dengan memperhatikan kesalahan seperti kurang titik koma, baris kode perintah yang belum ditutup, dan typo huruf pada perintah.
9. Periksa Browser
Bug juga bisa disebabkan oleh kode yang tidak kompatibel dengan browser. Untuk kode HTML dan CSS, masalah sering ditemui berkaitan dengan tampilan website di browser. Anda dapat menggunakan tools seperti BrowserShots, EndTest, Selenium, dan IE Tab untuk memeriksa tampilan di beberapa browser yang berbeda.
Siap untuk Melakukan Proses Debugging?
Sampai di sini, Anda sudah mengetahui apa itu debugging dan mengapa proses debug penting dilakukan. Adanya bug dalam kode layaknya serangga di dalam rumah; meskipun kecil, jika tidak ditangani dengan benar dapat menyebabkan kerusakan fatal. Debugging adalah solusi untuk menyelamatkan seluruh kode Anda, memastikan program berjalan lancar dan bebas dari kesalahan.
Semoga artikel ini membantu Anda dalam melakukan debugging. Apakah Anda memiliki tips lainnya? Jangan sungkan untuk berkomentar di bawah!