Apa Itu Agile? Pengertian, Prinsip, Metode, dan Kelebihan [Terlengkap]

Agile Development: Pengertian, Prinsip, dan Metodologi

Agile adalah sebuah metode pengembangan software yang kian populer. Metode ini semakin banyak digunakan karena bisa membantu developer menciptakan software dengan lebih efisien dan sesuai kebutuhan konsumen.

Apa itu Agile Development?

Agile adalah sekumpulan metode pengembangan software yang dilakukan secara bertahap dan berulang (iterasi). Agile development sering disebut sebagai framework karena di dalamnya terdapat berbagai metode yang bisa digunakan sesuai kebutuhan. Setiap iterasi pada Agile berbeda-beda durasinya, tergantung project yang dikerjakan dan metode yang digunakan. Namun, umumnya iterasi berjalan antara satu sampai empat minggu.

Iterasi pada Agile fokus pada upaya pengembangan software yang cepat sesuai perubahan kebutuhan konsumen dengan melibatkan semua tim. Contohnya, ketika Anda mengembangkan aplikasi peta dan tiba-tiba muncul kebutuhan baru di masyarakat tentang update informasi sebaran virus akibat pandemi. Dengan metode Agile, Anda bisa beradaptasi dengan menambahkan fitur peta sebaran pandemi di iterasi selanjutnya. Dengan kata lain, Anda bisa langsung mengambil keputusan perubahan software sesuai kondisi pasar sebelum software benar-benar selesai.

Hasilnya, pengembangan software Anda akan lebih fleksibel dan efisien. Plus, software Anda akan up-to-date karena selalu menyesuaikan dengan kondisi pasar di setiap iterasinya. Agile merupakan alternatif dari metode Waterfall yang linear dan tidak bisa diubah di tengah proses pengembangan. Masalahnya, kebutuhan pasar mulai berubah dengan cepat. Efeknya, banyak software dengan metode Waterfall yang tak lagi dibutuhkan di pasar saat dirilis.

Pada tanggal 11-13 Februari tahun 2001, 17 developer berkumpul dan berdiskusi untuk mencari solusi. Hasilnya, terciptalah Agile Methodology ini.

Agile Manifesto dan Prinsip Agile

Pertemuan 17 developer tersebut menghasilkan Agile Manifesto yang berisi empat nilai penting dalam pengembangan software, yaitu:

  1. Mengedepankan individu dan interaksinya, dibanding proses dan tools.
  2. Mengedepankan software yang berfungsi, dibanding membuat dokumentasi lengkap.
  3. Mengedepankan kerjasama dengan konsumen, dibanding negosiasi kontrak.
  4. Mengedepankan menanggapi perubahan, dibanding sekedar mengikuti rencana.

    Dari pengembangan manifesto tersebut, muncullah 12 prinsip Agile yang menjadi dasar dari pelaksanaan metodologi Agile:

  5. Prioritas utama adalah kepuasan konsumen melalui software yang dirilis dengan cepat dan rutin: Konsumen lebih puas karena bisa langsung menikmati software dan perbaikannya dengan cepat pada setiap iterasi.
  6. Terbuka dengan perubahan kebutuhan, bahkan di akhir pengembangan sekalipun: Perubahan apapun bisa langsung diterapkan kapanpun tanpa melewati proses yang rumit.
  7. Merilis software dengan rutin: Merilis software dengan rutin memastikan bahwa software selalu sesuai kebutuhan pasar.
  8. Developer dan bagian bisnis harus bekerjasama setiap hari selama project berjalan: Keputusan yang diambil akan lebih baik hasilnya kalau kedua pihak saling memberikan kritik dan saran.
  9. Ciptakan project dengan individu yang penuh motivasi: Berikan mereka lingkungan dan support yang dibutuhkan. Lalu, percayalah mereka akan menyelesaikan pekerjaannya.
  10. Metode paling efisien dan efektif untuk menyampaikan informasi di tim adalah secara empat mata: Komunikasi secara langsung bisa membangun rasa percaya antar individu dengan lebih cepat.
  11. Software yang berfungsi dengan baik merupakan tolok ukur kesuksesan project: Tujuan mengembangkan software adalah untuk menghasilkan software. Maka dari itu, software yang berfungsi adalah tolok ukur terbaik.
  12. Agile mendukung pengembangan yang berkelanjutan: Semua pihak harus menjaga pace yang sama.
  13. Aspek teknis dan desain yang bagus bisa meningkatkan kelincahan (agility): Anggota tim sebaiknya mempunyai kemampuan yang baik, sehingga mampu terus menciptakan software berkualitas di tengah perubahan sekalipun.
  14. Pentingnya kesederhanaan untuk meminimalisir pekerjaan yang tidak perlu: Tim sebaiknya menghindari mempersulit diri sendiri atau melakukan pekerjaan yang tidak sesuai dengan kebutuhan konsumen.
  15. Tim yang mandiri akan menghasilkan arsitektur, kebutuhan, dan desain terbaik: Tim yang mandiri akan bangga dengan karyanya.
  16. Sesering mungkin, tim harus memikirkan cara untuk menjadi lebih efektif, lalu menerapkannya dengan baik: Pengembangan diri bagi anggota tim juga penting.

    Tujuan Agile Methodology

    Secara garis besar, tujuan metode Agile adalah:

  17. High-value and working App system: Software yang diciptakan berfungsi baik, nilai jualnya tinggi, dan biaya pembuatannya rendah.
  18. Iterative, incremental, evolutionary: Pengembangan software terbuka dengan perubahan di mana tim mampu bekerja dengan singkat dalam menambah fitur sesuai kebutuhan konsumen.
  19. Cost control & value-driven development: Software dikembangkan dengan sesuai kebutuhan pengguna dengan waktu dan biaya pengembangan yang dikontrol.
  20. High-quality production: Kualitas software bisa terjaga dengan melakukan tes menyeluruh di setiap iterasinya.
  21. Flexible & risk management: Proses pengembangan software disiapkan untuk menghadapi perubahan berbekal kemampuan adaptasi yang baik.
  22. Collaboration: Kolaborasi tim lebih maksimal karena rutin bertemu untuk membahas perkembangan project.
  23. Self-organizing, self-managing teams: Tim bisa mengatur dirinya sendiri dengan support dari pimpinan sehingga tercipta tim yang solid.

    Apa Saja Metode Agile?

    Sebagai sebuah framework, Agile development menggunakan delapan metode yang berbeda, yaitu:

    1. Scrum Methodology

    Scrum adalah metode agile yang berfokus pada pengembangan software kompleks. Pengerjaan software pada Scrum dibagi menjadi beberapa proses kecil yang disebut dengan sprints. Dalam satu sprint, biasanya Anda akan berfokus menyelesaikan satu fitur tertentu. Misalnya, Anda sedang mengembangkan aplikasi dompet digital dan berfokus menambahkan fitur isi saldo.

    Agar Scrum berjalan dengan lancar, setiap anggota tim harus diberikan peran, yaitu:

    • Product Owner: Bertugas memaksimalkan nilai bisnis dari software yang dikembangkan. Plus, ia juga memastikan bahwa list fitur produk telah disusun dengan baik.
    • Scrum Master: Bertugas memfasilitasi dan memastikan bahwa tim sudah paham dengan proses Scrum. Selain itu, ia juga akan berkoordinasi dengan Product Owner agar bisa memaksimalkan hasil produk dan ROI (Return of Investment).
    • Development Team: Sekumpulan orang yang memiliki skill tertentu untuk menjalankan project. Misalnya, programmer, designer, writer, dan sebagainya.
      2. Scaled Agile Framework (SAFe)

      Scaled Agile Framework (SAFe) ditujukan bagi perusahaan besar atau enterprise yang ingin menerapkan metode Agile. Perusahaan besar cenderung kaku dengan struktur divisi/tim yang banyak. Tak jarang, pengambilan keputusan terkait project bisa memakan waktu lama karena perlu koordinasi antar divisi.

      SAFe adalah solusi dari masalah tersebut. Dengan SAFe, kerjasama antar divisi saat menjalankan project akan lebih efektif dan fleksibel. Sebagai contoh, LEGO menerapkan SAFe pada 20 tim produknya. Salah satu caranya adalah dengan mengadakan meeting antar tim setiap delapan minggu sekali. Pada meeting tersebut, mereka saling menunjukkan hasil, menjelaskan rencana, mengukur risiko, dan sebagainya. Artinya, semua keputusan penting diambil saat itu juga tanpa harus melalui birokrasi yang rumit.

      3. Lean Software Development (LSD)

      Lean Software Development (LSD) adalah metode Agile yang mempunyai satu tujuan: mengembangkan software dengan sumber daya sehemat mungkin. Caranya, dengan merilis produk dengan fitur terbatas yang disebut dengan Minimum Viable Product (MVP). MVP memiliki fitur standar dan terus dikembangkan sesuai feedback konsumen. Dengan begitu, pengembangan akan menghemat sumber daya karena tak perlu menambahkan fitur yang belum tentu dibutuhkan.

      4. Kanban

      Kanban adalah metode Agile yang menggunakan visual dalam prosesnya. Hal ini membuat flow kerja Anda lebih jelas karena bisa memantau setiap aktivitasnya. Visual yang digunakan metode Kanban disebut sebagai Kanban Board. Umumnya, Kanban Board dibagi menjadi tiga tahap, yaitu:

    • To Do: Aktivitas yang akan dikerjakan.
    • In Progress: Aktivitas yang sedang dikerjakan.
    • Done: Aktivitas yang sudah selesai.

      Ketiga tahap di atas membuat semua anggota tim bisa mengetahui sampai mana proses pengembangannya dengan mudah dan cepat. Kanban Board bisa berupa papan tulis biasa atau papan virtual seperti Trello dan Quire. Anda tinggal menyesuaikannya dengan kebutuhan dan kemampuan tim Anda.

      5. Extreme Programming (XP)

      Extreme Programming (XP) adalah metode agile yang lebih berfokus ke aspek teknis pengembangan. Tujuannya, agar software yang dihasilkan mempunyai kualitas tinggi, sehingga kemampuan tim pengembangnya juga meningkat drastis. Itulah kenapa metode ini disebut dengan “extreme.” Sebab, untuk mencapai tujuan tersebut, tim harus bekerja dengan extra keras dan dipaksa keluar dari zona nyaman.

      Berikut penjelasan proses XP yang harus dijalankan:

    • Planning: Tim developer dan konsumen bertemu untuk merencanakan apa yang akan dikerjakan di setiap iterasinya.
    • Designing: Mulai mendesain bentuk dasar software yang sederhana.
    • Coding: Dimulainya proses coding secara intensif oleh tim. Di sini, anggota tim juga saling me-review coding dari anggota tim lainnya.
    • Testing: Mengetes software berulang kali apakah berfungsi dengan baik (unit tests) dan sesuai kebutuhan konsumen (acceptance tests).
    • Listening: Berdiskusi dan mendengarkan feedback dari konsumen. Maka dari itu, konsumen harus selalu tersedia on-site dalam XP.
      6. Crystal Methodology

      Crystal Methodology adalah metode Agile yang lebih berfokus ke kondisi tim yang mengerjakan, alih-alih ke proses atau tools-nya. Dengan Crystal Methodology, pengembangan software akan lebih optimal karena disesuaikan dengan kondisi tim Anda.

      Crystal Methodology sendiri mempunyai tujuh prinsip utama untuk mendukung pengembangan software secara tim dengan lancar, yaitu:

    • Frequent Delivery: Anda harus sering merilis dan mengetes kode ke user.
    • Reflective Improvement: Tak peduli bagaimana kualitas produk yang diciptakan, pasti ada aspek yang bisa ditingkatkan oleh tim Anda.
    • Osmotic Communication: Komunikasi antar anggota tim seolah mereka berada di satu ruangan yang sama.
    • Personal Safety: Anggota tim bisa mengungkapkan pendapat tanpa rasa takut atau mendapat ancaman.
    • Focus on Work: Tiap anggota tim sebaiknya paham dan bisa melakukan pekerjaannya dengan baik.
    • Easy Access to Expert Users: Anggota tim bisa dengan mudah bertanya atau meminta pendapat dari user yang ahli di bidangnya.
    • Technical Tooling: Tim sebaiknya menggunakan tools pendukung seperti test otomatis, manajemen konfigurasi, dan integrasi rutin.
      7. Dynamic Systems Development Method (DSDM)

      Dynamic Systems Development Method (DSDM) adalah metode agile yang mengutamakan keterlibatan semua anggota tim secara berlanjut. DSDM juga mempunyai filosofi utama yaitu, “menciptakan software yang mempunyai manfaat nyata ke bisnis.” Filosofi ini juga didukung oleh delapan prinsip yang harus dijalankan agar bisa mencapai tujuan tersebut:

    • Fokus pada kebutuhan bisnis
    • Selesaikan tepat waktu
    • Kolaborasi
    • Kualitas
    • Ciptakan pondasi yang kuat
    • Kembangkan dengan bertahap
    • Komunikasi yang jelas
    • Tunjukkan kepemimpinan
      8. Feature Driven Development (FDD)

      Feature Driven Development (FDD) adalah metode Agile yang berfokus untuk menyelesaikan satu fitur. Biasanya, sebelum pengembangan software dimulai Anda harus menulis daftar fitur apa saja yang hendak dimasukkan. Lalu, Anda harus menyelesaikan satu fitur dari daftar tersebut di setiap iterasinya. Fitur pada FDD memiliki skala yang kecil dan lebih spesifik agar bisa diselesaikan tepat waktu.

      Berikut lima langkah yang harus Anda jalankan saat menerapkan FDD:

  24. Mengembangkan model dasar
  25. Menulis daftar fitur
  26. Merencanakan pengembangan setiap fiturnya
  27. Mendesain fitur
  28. Membangun sesuai fitur

    Kelebihan Agile dan Kekurangan Agile

    Kelebihan Agile

    Berikut adalah beberapa manfaat Agile yang membuatnya diterapkan oleh berbagai tim di seluruh dunia:

  29. Kualitas Software Lebih Baik: Dengan Agile Methodology, Anda bisa dengan cepat menerapkan setiap feedback dari konsumen di iterasi selanjutnya.
  30. Konsumen Puas dan Lebih Dihargai: Software dengan kualitas yang baik akan disukai konsumen.
  31. Fleksibilitas Tinggi: Metode Agile memungkinkan Anda melakukan perubahan rutin sesuai feedback konsumen pada software yang dikerjakan.
  32. Software Cepat Selesai: Metode Agile berfokus mengembangkan software yang benar-benar dibutuhkan konsumen.
  33. Pengembangan yang Lebih Terprediksi: Setiap Agile methodology mempunyai iterasi rutin yang fokus pada pengembangan bertahap.
    Kekurangan Agile

    Namun, agile juga mempunyai kekurangan yang perlu Anda ketahui:

  34. Produk Akhir yang Kurang Jelas: Agile tidak membutuhkan banyak perencanaan, sehingga tim Anda akan kesulitan menentukan bentuk akhir software-nya.
  35. Bergantung Pada Komitmen Tinggi Tim: Agile mengharuskan semua pihak untuk selalu berinteraksi secara rutin agar software sesuai kebutuhan konsumen.
  36. Dokumentasi yang Kurang Lengkap: Dalam agile, dokumentasi dibuat dalam waktu yang singkat sehingga berujung pada hasil yang kurang lengkap.

    Yuk, Terapkan Metode Agile!

    Metode Agile sangat bermanfaat dalam pengembangan software yang lebih cepat, hemat, dan efisien. Tapi, juga mampu menghasilkan software dengan kualitas lebih baik yang sesuai dengan kebutuhan konsumen. Maka dari itu, penting bagi Anda untuk mempelajari semua Agile Methodology dengan baik.

    Untungnya, sobatcloud.com menyelenggarakan banyak event tentang pengembangan software dan website langsung dari para ahlinya. Menariknya, semua event tersebut bisa diikuti gratis secara online!

BACA JUGA :  12+ Inspirasi Subjek Email yang Efektif dan Contohnya

Leave a Comment