Apa Itu Intrapreneur? Pengertian, Manfaat, dan Contohnya

Pengertian Intrapreneurship

Apa Itu Intrapreneur?

Intrapreneur adalah karyawan dalam suatu perusahaan yang memiliki jiwa wirausaha dan kemampuan untuk mengembangkan ide-ide inovatif. Mereka bekerja seolah-olah mereka adalah pemilik bisnis, namun dengan dukungan penuh dari perusahaan tempat mereka bekerja. Karyawan seperti ini biasanya memiliki keterampilan problem solving, kepemimpinan, dan manajemen bisnis yang mumpuni. Dengan keterampilan tersebut, mereka mampu mengembangkan ide baru atau mengerjakan proyek yang bertujuan untuk kemajuan perusahaan.

Sebagai bagian dari perusahaan, seorang intrapreneur tidak perlu menggunakan modal atau sumber daya pribadi untuk menjalankan proyeknya. Perusahaan akan mendukung mereka dalam mendapatkan produk atau hasil terbaik dari ide yang mereka kembangkan. Hal ini memungkinkan intrapreneur untuk fokus pada inovasi tanpa harus khawatir tentang biaya atau risiko finansial yang menyertainya.

Apa Itu Intrapreneurship?

Intrapreneurship adalah sistem atau budaya dalam perusahaan yang mendorong karyawan untuk bertindak seperti seorang wirausahawan. Dengan intrapreneurship, perusahaan dapat meningkatkan proses bisnis, kualitas produk, dan inovasi secara keseluruhan. Sistem ini juga memungkinkan karyawan untuk berkembang sesuai dengan keterampilan dan potensi yang mereka miliki.

Cara utama untuk membangun intrapreneurship adalah dengan memberikan kesempatan kepada karyawan untuk mengembangkan ide, menguji, dan menghasilkan inovasi. Ini menciptakan lingkungan yang mendukung kreativitas dan pemikiran kritis, yang pada akhirnya menguntungkan perusahaan secara keseluruhan.

Perbedaan Entrepreneur dan Intrapreneur

Kebebasan

Seorang intrapreneur memiliki kebebasan untuk mengemukakan ide, namun tetap harus mendapatkan persetujuan dari perusahaan sebelum ide tersebut dapat dijalankan. Kebebasan ini tidak sepenuhnya mutlak karena intrapreneur masih harus bekerja dalam kerangka dan strategi perusahaan.

Di sisi lain, seorang entrepreneur memiliki kebebasan penuh untuk melaksanakan gagasan apapun yang dianggap bermanfaat bagi bisnis yang dibangunnya. Tidak ada batasan atau persetujuan yang diperlukan, sehingga mereka dapat bergerak lebih cepat dan fleksibel dalam mengambil keputusan.

Modal

Intrapreneur tidak perlu menggunakan dana pribadi untuk menjalankan gagasan yang dimiliki. Jika ide mereka disetujui, perusahaan akan membiayai semua proyek yang dijalankan. Ini memungkinkan intrapreneur untuk fokus pada inovasi tanpa harus memikirkan risiko finansial.

Sebaliknya, seorang entrepreneur harus menghimpun modal sendiri atau mencari bantuan dari investor untuk menjalankan berbagai ide. Mereka harus siap menghadapi risiko finansial yang mungkin timbul dari kegagalan proyek.

BACA JUGA :  12 Website AI Pembuat Gambar Terbaik untuk Bisnis & Hiburan

Sumber Daya

Selain modal, intrapreneur juga mendapatkan dukungan sumber daya dari perusahaan. Mereka dapat meminta bantuan dari anggota tim lain atau memanfaatkan fasilitas perusahaan untuk merealisasikan gagasannya. Hal ini membuat proses inovasi menjadi lebih efisien dan terstruktur.

Entrepreneur, di sisi lain, harus menyediakan semua sarana dan sumber daya yang dibutuhkan untuk menjalankan proyek. Ini termasuk mencari tenaga kerja, fasilitas, dan infrastruktur yang diperlukan, yang tentu memerlukan lebih banyak waktu dan usaha.

Risiko Kegagalan

Kegagalan dalam menjalankan proyek adalah hal yang mungkin terjadi baik bagi intrapreneur maupun entrepreneur. Namun, risiko yang dihadapi berbeda. Bagi intrapreneur, kegagalan tidak menyebabkan kehilangan uang atau pekerjaan. Mereka tetap dapat bekerja di perusahaan dan mencoba lagi dengan proyek lain.

Sebaliknya, bagi entrepreneur, kegagalan proyek bisa berarti kerugian finansial yang besar dan bahkan potensi gulung tikar. Mereka harus siap menghadapi konsekuensi finansial dari setiap keputusan yang diambil.

Manfaat Intrapreneurship

Membantu Menghadapi Tantangan Perusahaan

Salah satu manfaat utama intrapreneurship adalah kemampuannya untuk membantu perusahaan menghadapi tantangan yang tidak terduga. Misalnya, selama pandemi Covid-19, perilaku konsumen berubah drastis, yang berdampak pada penjualan produk.

Dengan intrapreneurship, perusahaan dapat lebih cepat mendapatkan ide untuk menghadapi tantangan bisnis tersebut. Misalnya, dengan merubah layanan perusahaan, menciptakan produk baru, atau beralih ke bisnis lain yang sedang dibutuhkan konsumen.

Mendukung Karyawan Memiliki Skill Kewirausahaan

Intrapreneurship dapat mengasah keterampilan wirausaha karyawan dengan mendukung perkembangan perusahaan. Karyawan akan semakin mahir di berbagai keterampilan entrepreneurship berkat lingkungan yang mendukung.

Ketika karyawan tersebut ingin terjun ke dunia bisnis sendiri, mereka sudah siap baik secara mindset maupun kemampuan. Artinya, mereka tidak perlu lagi belajar dari nol untuk meningkatkan keterampilan berbisnis.

Meningkatkan Kebahagiaan Karyawan

Dengan memberikan wadah bagi karyawan untuk memberikan ide ke perusahaan, engagement karyawan bisa ditingkatkan. Hal ini juga dapat meningkatkan produktivitas karyawan secara keseluruhan.

BACA JUGA :  Panduan Membuat Form Login dengan HTML dan CSS

Karyawan yang bahagia cenderung lebih produktif dan bersemangat dalam bekerja. Menurut penelitian Saïd Business School, karyawan yang bahagia menunjukkan produktivitas yang meningkat hingga 13%. Oleh karena itu, semakin banyak karyawan yang bahagia karena mendapatkan wadah untuk berkreasi layaknya entrepreneur akan meningkatkan performa bisnis perusahaan.

Cara Menerapkan Intrapreneurship

Pastikan Karyawan Memahami Tujuan Perusahaan

Supaya karyawan dapat memberikan ide dan membuat inovasi yang bermanfaat, mereka harus memahami tujuan perusahaan. Caranya adalah dengan menjelaskan metrik atau faktor kesuksesan di perusahaan tersebut.

Sebagai contoh, perusahaan harus bisa menjual sekian unit produk untuk mendapatkan pemasukan yang meningkat sekian persen. Jika karyawan sudah tahu faktor kesuksesan yang ditetapkan perusahaan, mereka akan lebih mudah mencari cara yang efisien untuk memenuhi ketentuan tersebut.

Mudahkan Karyawan Mengembangkan Diri

Karyawan yang hanya bekerja untuk timnya sendiri akan sulit untuk menjadi seorang intrapreneur. Mereka hanya akan terpaku pada target timnya sehingga kurang terbiasa untuk memberikan kontribusi untuk tim lain di perusahaan.

Dengan memudahkan karyawan keluar dari lingkup pekerjaannya dan bekerja sama dengan tim lainnya, mereka akan mampu melihat tujuan perusahaan dari sudut pandang yang lebih luas. Ini membuka kemungkinan adanya ide untuk berbagai strategi baru mencapai tujuan perusahaan dengan lebih efektif.

Buat Kebijakan yang Mendorong Ide Kreatif

Membuat kebijakan yang mendorong karyawan memiliki ide kreatif adalah strategi intrapreneurship yang jitu. Salah satu contoh strategi intrapreneurship adalah event hackathon milik Facebook yang telah menghasilkan fitur-fitur populer di media sosial tersebut, seperti chat dan group.

Facebook menyelenggarakan hackathon karena banyak karyawan yang bekerja larut malam untuk membuat prototipe fitur Facebook bahkan sampai tidak tidur. Dengan menggelar Hackathon, Facebook menciptakan acara yang menyenangkan untuk berkumpulnya para karyawan yang memiliki ide-ide menarik.

Contoh Intrapreneur di Perusahaan-Perusahaan Terkenal

Paul Buchheit — Gmail

Gmail, layanan email dengan pengguna terbanyak kedua di dunia, berawal dari ide seorang intrapreneur Google bernama Paul Buchheit. Di Google, karyawan boleh menggunakan 20% jam kerjanya untuk membuat proyek pribadi. Paul memanfaatkan kebijakan itu untuk menciptakan layanan email berbasis web yang dilengkapi mesin pencarian.

BACA JUGA :  10 Tokoh Wirausahawan Sukses di Indonesia yang Inspiratif!

Sempat ditentang oleh beberapa pihak, ide layanan email Paul disetujui oleh para pendiri Google. Dukungan itu tidak sia-sia karena Gmail menggeser popularitas layanan email yang dominan pada saat itu, seperti Yahoo dan Hotmail.

Ken Kutaragi — PlayStation

Ken Kutaragi, seorang engineer Sony, mencetuskan ide untuk membuat PlayStation. Terinspirasi oleh Nintendo, Ken ingin membuat konsol untuk Sony. Meski ditolak beberapa petinggi Sony, Ken tidak surut dalam niatnya dan bahkan bekerja diam-diam dengan Nintendo dalam pengembangan konsol NES-nya.

Nyaris dipecat, Ken justru mendapat dukungan dari CEO Sony. Sang CEO setuju untuk mendanai rencana Ken untuk mengembangkan konsol game bagi Sony. Kini, PlayStation merupakan konsol game paling terkenal dengan pangsa pasar 65%.

Anjali Sud — Vimeo

Anjali Sud, mantan director of marketing Vimeo, menyadari bahwa menyaingi YouTube adalah hal mustahil. Ia mengusulkan untuk mengubah Vimeo menjadi layanan berbayar untuk mengedit, menyimpan, dan membagikan video. Joey Levin, salah satu eksekutif Vimeo, tertarik dengan gagasan Anjali dan memberinya kesempatan untuk mencoba.

Jumlah pengguna Vimeo melejit setelah ide Anjali dijalankan, hingga perusahaan ini mendapatkan $83.8 juta dalam satu kuartal saja di penghujung 2020. Berkat keberhasilan tersebut, Anjali menjadi salah satu contoh intrapreneur yang berhasil mengubah nasib perusahaan dengan model bisnis baru.

Kesimpulan

Intrapreneurship adalah sistem yang memungkinkan karyawan untuk mengembangkan berbagai ide yang membantu kemajuan perusahaan. Misalnya, dengan menciptakan produk baru atau mengoptimalkan alur kerja. Jika memiliki intrapreneur, perusahaan akan lebih mudah berkembang berkat adanya inovasi produk dan bisnis yang memperkuat daya saing perusahaan.

Selain dengan inovasi produk, daya saing perusahaan bisa ditingkatkan dengan menjual produk secara online. Untuk menjalankan bisnis secara online, sebuah website dengan dukungan hosting yang andal harus dimiliki.

Dengan layanan hosting yang mendukung website Anda bisa diakses kapan saja dengan uptime 99,98%, dan dilengkapi fitur Imunify360 untuk melindungi dari serangan keamanan, bisnis Anda akan lebih terlindungi dan siap bersaing di pasar digital.

Leave a Comment